Di Indonesia, pertanyaan tentang kapan waktu yang tepat untuk anak disunat sering dijawab dengan musim liburan sekolah. Namun, dari segi medis dan psikologis, masa sekolah dasar atau menengah belum tentu merupakan waktu yang ideal. Jadi, pada usia berapa sebaiknya anak disunat? Simak penjelasan berikut.
Usia Ideal untuk Sunat
Secara umum, anak laki-laki di Indonesia disunat antara usia 6 hingga 12 tahun, saat mereka duduk di bangku sekolah dasar. Namun, menurut Cleveland Clinic, sunat bisa dilakukan pada usia berapa pun, tergantung kesiapan orangtua dan anak. Semakin muda usia anak, semakin kecil risiko infeksi dan semakin cepat proses pemulihan.
Sunat pada Bayi dan Balita
Menurut Integral Medical Center di London, anak laki-laki bisa disunat sejak usia 7 hari setelah kelahiran. Beberapa agama dan budaya, seperti Islam, juga menganjurkan sunat sejak usia satu pekan. Pada usia ini, jumlah darah yang keluar saat sunat lebih sedikit, proses pembentukan sel dan jaringan sedang pesat, dan rasa sakit yang dirasakan bayi belum terlalu berat.
Sunat pada bayi atau balita juga dapat mengurangi efek traumatis dan ketakutan karena ingatan mereka belum sempurna.
Kondisi Khusus untuk Sunat pada Bayi
Dilansir dari laman hellosehat, meskipun disarankan untuk sunat sedini mungkin, tidak semua bayi bisa disunat segera. Bayi harus dalam kondisi sehat dan organ vitalnya stabil.
Dokter jarang melakukan sunat pada bayi di bawah usia 5 bulan kecuali ada kondisi medis tertentu, seperti infeksi pada kelenjar, fimosis, atau jaringan parut pada kulup penis. Perawatan pasca sunat juga harus dipertimbangkan untuk memastikan keselamatan anak.
Manfaat Sunat untuk Kesehatan Anak
Sunat, meskipun menyakitkan dan menegangkan, memiliki banyak manfaat bagi kesehatan anak, yang berlanjut hingga dewasa.
1. Mengurangi Risiko Infeksi Saluran Kemih
Sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kencing (ISK) hingga 10 kali lipat dibandingkan anak yang tidak disunat.
2. Menurunkan Risiko Kanker Penis
Sunat juga dapat menurunkan risiko kanker penis, meskipun penyakit ini jarang terjadi.
3. Terhindar dari Masalah Kelamin
Studi menunjukkan sunat dapat meningkatkan ketahanan terhadap penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS dan melindungi dari peradangan, infeksi, atau iritasi pada penis.
4. Menjaga Kebersihan Penis
Sunat membuat kebersihan penis lebih mudah dijaga, meskipun anak yang tidak disunat juga bisa belajar membersihkan bagian kulup bawah penis.
Kesimpulan
Dengan berbagai manfaat tersebut, orangtua bisa mempertimbangkan sunat untuk anak mereka dan menentukan usia yang tepat. Jika masih ragu, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan apakah anak Anda perlu disunat berdasarkan kondisi kesehatannya.
Ilustrasi Bayi Laki-laki sedang Disunat (Foto: tzahiV/Getty Images)
Beberapa Pertanyaan dan jawaban mungkin tersedia di Tanya Jawab atau Silahkan hubungi kami untuk bantuan melalui Online chat