Khitan, atau sunat, adalah tradisi penting dalam ajaran Islam yang diwajibkan bagi laki-laki. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari najis dan mengislamkan seorang hamba.
Di Indonesia, khitanan biasanya diadakan dengan berbagai acara, mulai dari yang sederhana hingga meriah.
Lalu, bagaimana susunan acara yang sesuai dengan syariat Islam?
Berikut dilansir dari laman Kompas.tv adalah contoh susunan acara sunatan atau khitanan lengkap dengan bacaan doanya.
1. Pembukaan: Ucapan Syukur dan Terima Kasih
Acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara (MC), yang mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam. MC juga menyampaikan terima kasih kepada para tamu yang hadir dalam acara khitanan.
2. Pembacaan Ayat-ayat Suci Al-Quran: Penenang dan Keselamatan
Ayat-ayat suci Al-Quran dibacakan untuk menjaga kelancaran acara serta memberikan ketenangan dan keselamatan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Biasanya, seorang qari atau qariah yang melantunkan ayat-ayat tersebut.
3. Sambutan Wali Yang Berkhitan: Harapan dan Syukur
Wali anak yang berkhitan, sering kali orang tua, memberikan sambutan. Dalam sambutannya, mereka menyampaikan harapan untuk masa depan anak yang berkhitan dan mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
4. Penyampaian Tausiah: Inti Acara
Seorang ulama atau ustaz yang terpercaya memberikan tausiah mengenai khitan. Tausiah ini mencakup sejarah prosesi khitanan sejak zaman Nabi, perintah khitan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, manfaatnya, dan harapan untuk anak yang menjalani khitanan.
5. Pemotongan Tumpeng: Simbolis dan Formalitas
Pemotongan tumpeng melambangkan sahnya khitanan dan kewajiban menjalankan salat karena telah hilang najisnya. Sesi ini sering mengikuti adat Jawa dan diiringi ucapan selamat dari para hadirin.
6. Makan bersama keluarga dan kerabat
Makan bersama ini bisa dilakukan setelah acara memotong tumpeng. Dengan adanya acara makan bersama ini diharapkan lebih menghangatkan suasana bersama keluarga.
7. Penutup/Doa: Puncak Acara
Acara ditutup dengan doa yang disampaikan oleh ustaz atau ulama yang memberikan tausiah. Doa ini bertujuan memohon keselamatan dunia dan akhirat bagi anak yang menjalani khitan, serta harapan agar menjadi anak yang sholeh dan taat pada perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dengan susunan acara yang penuh makna ini, tradisi khitanan dijalankan dengan tetap menghormati syariat Islam dan memberikan momen berharga bagi keluarga dan anak yang berkhitan.
Ilustrasi schedule/jadwal (Foto: Cn0ra/Getty Images/iStockphoto)
Beberapa Pertanyaan dan jawaban mungkin tersedia di Tanya Jawab atau Silahkan hubungi kami untuk bantuan melalui Online chat