Wisuda merupakan upacara formal yang melambangkan penyelesaian pendidikan di suatu institusi, di mana para siswa atau mahasiswa menerima gelar atau ijazah mereka. Acara ini dihadiri oleh keluarga, teman, dosen, dan staf akademik, sebagai bentuk dukungan dan perayaan atas pencapaian lulusan.

Momen wisuda dianggap penting dalam kehidupan seorang pelajar karena menandai akhir dari suatu perjalanan pendidikan dan awal dari tahap baru. Selain itu, acara wisuda juga merupakan kesempatan untuk memperluas jaringan dan menghubungkan dengan alumni serta mendapatkan saran karier.


Meskipun begitu, ada pertanyaan apakah wisuda harus diselenggarakan untuk semua jenjang pendidikan. Beberapa orang berpendapat bahwa menyelenggarakan wisuda untuk setiap tingkat pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA, bisa lebih merugikan daripada menguntungkan sebagaimana dilansir dari laman Kompasiana.com.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya biaya tambahan yang dibutuhkan untuk proses wisuda, baik itu biaya pendaftaran, biaya sewa toga, biaya tiket tamu, maupun biaya dokumentasi. Bagi beberapa keluarga, hal ini bisa menjadi beban tambahan yang sulit ditanggung.


Selain itu, ada juga tekanan psikologis yang dirasakan oleh siswa yang tidak dapat mengikuti atau tidak lulus pada acara wisuda. Mereka mungkin merasa tidak dihargai atas usaha dan prestasi mereka, yang dapat menyebabkan perasaan rendah diri atau kekecewaan.


Di sisi lain, ada juga tekanan keuangan yang harus dipikul oleh siswa dan keluarganya terkait biaya terkait wisuda. Hal ini bisa membuat siswa merasa tertekan atau kesulitan untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan untuk mempertimbangkan dampak dan manfaat dari menyelenggarakan wisuda untuk setiap tingkat pendidikan. Upaya perlu dilakukan untuk memastikan inklusivitas, penghargaan atas berbagai pencapaian siswa, dan mengurangi tekanan yang berlebihan terkait prestasi.



(Foto/Gambar: Ilustrasi anak wisuda/Dok. HaiBunda dari iStock)